AnNisa': 9) Lemah dalam ayat ini bermakna sangat luas. Jangan sampai anak-anak yang kita tinggalkan adalah lemah: aqidah (keyakinan) artinya dangkal akan nilai-nilai agama, fisik (jasmaninya tidak sehat), ekonomi (malas berusaha/bekerja), pendidikan (tidak mengenyam bangku sekolahan). Zaman hari ini, bukan zamannya anak harus dipaksa untuk
KomunitasRampai PUSDAI Bandung; "Jangan Meninggalkan Generasi yang Lemah". Jika mengunjungi gedung PUSDAI Kota Bandung, maka di salah satu ruangan dekat perpustakaan gedung ini terdapat sekretariat komunitas RAMPAI (Remaja Aktivis Mesjid Pusdai), komunitas remaja mesjid ini dibentuk pada tahun 2013 lalu dan sudah mengalamai beberapa masa
yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid) dan generasi muda islam pada umumnya," kata kiai didin saat mengisi pengajian guru-guru sekolah bosowa bina insani (sbbi) di masjid al
Jadi, jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus itu generasi yang lemah iman, lemah taqwa, dan itu semua ada kaitanya dengan ilmu, jangan sampai lemah ilmu juga," jelas Syamsul. "Nah ilmu ini bisa ilmu yang bersifat pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dan juga ilmu ketrampilan hidup," imbuh Syamsul.
Janganmeninggalkan generasi yang lemah. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sangat mendukung untuk mewujudkan hal tersebut," tekan Guru Besar Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya tersebut. Apa yang disampaikan oleh Suprapto ini direkam dan dicatat dengan rapi oleh Dr. Ir. Suwarta, MP, dosen Fakultas Pertanian dan Arie Restu Wardhani
5N7p. Post Views 108 Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti hadir di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung. Foto dpd JAWA BARAT, โ Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan jika seluruh elemen masyarakat harus memberikan perhatian untuk generasi yang akan datang. Menurut LaNyalla, bangsa ini tidak boleh mewariskan generasi yang lemah. Penekanan tersebut disampaikan LaNyalla saat memberikan orasi di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung, Senin 12/9/2022 malam. Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, Allah SWT sudah berfirman tentang pentingnya menyiapkan next generation. Karena itu saya sengaja tidak berpikir tentang next election, tetapi next generation. โIslam menganjurkan kita agar tidak meninggalkan atau membiarkan generasi setelah kita menjadi generasi yang lemah. Dimana menurut sejumlah Ulama ada empat kriteria generasi yang lemah itu,โ tuturnya. Pertama, jangan meninggalkan generasi yang lemah akidah. Karena pertarungan masa depan adalah pertarungan akidah. Karena, generasi mendatang akan dihadapkan kepada kemajuan teknologi dan sekulerisme yang semakin kuat akibat dominasi materialisme. Kedua, jangan meninggalkan generasi yang lemah ibadah. Karena hukum materialisme akan semakin menguat. Sehingga ibadah akan dianggap menghambat proses materialisasi, atau pengejaran keuntungan dunia. Karena bagi mereka time is money. โKetiga, jangan meninggalkan generasi yang lemah di bidang ilmu pengetahuan. Karena pertarungan masa depan dihadapkan kepada kompetisi berbasis latar belakang pendidikan dan keilmuan,โ ujarnya. Dan keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. Atau terbelit dalam kemiskinan. Karena kemiskinan dekat dengan kekufuran. โPerintah agama ini sangat jelas. Tetapi hari ini kita dihadapkan kepada situasi dimana kita sebagai umat Islam, umat terbanyak, penduduk mayoritas, justru berada dalam lingkaran kemiskinan,โ katanya. Dijelaskan LaNyalla, kemiskinan membuat masyarakat menjadi tertinggal dalam kualitas pendidikan. Menjadi terbatas dalam mengakses kesehatan. Menjadi terbelakang dalam penguasaan teknologi dan sains. โAkibatnya kita menjadi tidak kompetitif. Tidak menjadi epicentrum. Tetapi menjadi marginal atau terpinggirkan. Dan umat Islam menjadi mayoritas penerima BLT Menjadi mayoritas penerima Bansos. Artinya, ada yang salah dalam pengelolaan negara ini,โ ulasnya. LaNyalla menambahkan, bangsa ini juga menghadapi ancaman penguasaan oleh bukan Orang Indonesia Asli melalui tiga tahapan. Yaitu Kuasai perekonomiannya. Kuasai politiknya. Dan terakhir, kuasai Presiden atau Wakil Presidennya. โKarena Undang-Undang Dasar hasil perubahan tahun 2002 telah mengubah Pasal 6 naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 dengan menghapus kata โAsliโ pada kalimat Presiden Indonesia ialah Orang Indonesia Asliโ,โ ujarnya. LaNyalla menjelaskan, jika tiga epicentrum penting tersebut sudah dikuasai oleh bukan Orang Indonesia Asli, maka kita semua tidak akan bisa apa-apa lagi. Kita akan tersingkir dan menjadi penduduk kelas bawah yang tidak kompeten, dan tidak mampu bersaing. โKarena Anda terbelit dalam kemiskinan. Dan lingkaran setan kemiskinan struktural inilah yang akan dilanggengkan,โ terangnya. LaNyalla juga membahas fenomena Islamophobia. Dijelaskannya, Islamophobia semakin marak. โPadahal Sila Pertama dari Pancasila dan Pasal 29 dalam Konstitusi kita jelas-jelas mengatakan bahwa negara ini berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengapa ini semua terjadi? Jawabannya, karena bangsa sudah meninggalkan Pancasila sejak kita melakukan perubahan Konstitusi pada tahun 1999 hingga 2002 silam,โ tuturnya. Diterangkannya, Profesor Kaelan dari UGM menerangkan jika sejak saat itu, kita telah menggunakan UUD baru, yaitu UUD 2002. Bukan lagi UUD 1945 yang disusun para pendiri bangsa. โKarena sangat jelas, Cita-Cita dan Tujuan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan serta Pancasila sudah tidak nyambung lagi dengan isi Pasal-Pasal dalam Konstitusi. Isi pasal-pasal UUD 2002 justru merupakan penjabaran dari ideologi lain, yaitu Liberalisme dan Individualisme,โ terangnya. Ideologi liberalisme dan individualisme, lanjutnya, adalah prasyarat dari tumbuh suburnya iklim kapitalisme dan sekularisme. Itulah yang semakin membuat bangsa ini karut marut, dan akan mewariskan generasi mayoritas yang lemah. Untuk itu LaNyalla mengajak semua pihak untuk kembali ke UUD 1945 naskah asli untuk kemudian disempurnakan melalui adendum. Sehingga tidak mengubah sistem demokrasi asli Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila. Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Falah Kabupaten Bandung, Gus Ali Sururi mengatakan, pihaknya sangat salut dengan Ketua DPD, karena tidak pernah lelah menyambangi rakyat dan menemui rakyat dari provinsi ke provinsi. โSemuanya mendengarkan aspirasi kami. Langsung action mendorong aspirasi. Termasuk dari kami para gus dan ulama muda. Pak Nyalla juga sangat perduli pesantren, ini adalah sosok yang langka, mencintai santri. Kita doakan, segala hajat Pak Nyalla dikabulkan Allah,โ ujarnya. Dalam acara tersebut, LaNyalla didampingi oleh Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin. Selain itu, hadir juga para ulama muda di antaranya adalah, Gus Zahrul Azhar atau Gus Heri Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang, Gus Athoillah Yusuf Gus Aat Pengasuh PP Darul Arqom, Gus Ali Sururi Pengasuh PP Mambaul Falah, para Asparagus se-Jabar, Jateng dan Jatim, serta Koordinator Acara tersebut Gus Tamam alias Ahmad Tamamuddin. Rel/dpd
JANGAN MENINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH Oleh Mohamad Mufid, Ketua PD IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan Download PDF Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini Download MS Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini ุงูููุญูู
ูุฏู ููููููู ุงูููุฐููู ู
ูููู ุนูููููููุง ุจูููุนูู
ูุฉู ุงููุฃูููููุงุฏุ ููููุชูุญู ููููุง ู
ููู ุฃูุณูุจูุงุจู ุงููููุฏูุงููุฉู ููููู ุจูุงุจ. ุฃูุดูููุฏู ุฃููู ูุงู ุฅููููู ุฅููุงูู ุงูููู ููุญูุฏููู ูุงู ุดูุฑููููู ูููุ ูููู ุงููู
ููููู ูููููู ุงููุญูู
ูุฏู ูููููู ุงููููุฑูููู
ู ุงูููููููุงุจุ ููุฃูุดูููุฏู ุฃูููู ู
ูุญูู
ููุฏูุง ุนูุจูุฏููู ููุฑูุณููููููุ ุฑูุบููุจู ูููู ุทูุฑููู ุงูุตูููุงูุญู ููุญูุฐููุฑู ู
ููู ุทูุฑููู ุงููููุณูุงุฏ. ุตูููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ุ ููุนูููู ุขูููู ููุฃูุตูุญูุงุจููู ููู
ููู ุชูุจูุนูููู
ุฅูููู ููููู
ู ุงููู
ูููุนูุงุฏ. ุฃูู
ููุง ุจูุนูุฏูุ ููููุง ุนูุจูุงุฏู ุงูููุ ุงูููุตูููููู
ู ููููููุณูู ุจูุชูููููู ุงูููู ููุทูุงุนูุชููู ููุนููููููู
ู ุชูููููุญููููู. ููุงูู ุงูููู ุชูุนูุงููู ููู ุงููููุฑูุขูู ุงููููุฑูููู
ู ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐููููู ุขู
ููููุง ุงุชูููููุง ุงูููู ุญูููู ุชูููุงุชููู ูููุงู ุชูู
ูููุชูููู ุฅููุงูู ููุฃูููุชูู
ู ู
ูุณูููู
ููููู Maโasyiral Muslimin Rahimakumullah, Islam adalah agama sempurna yang memberikan bimbingan, tuntunan dan arahan agar kehidupan yang dijalani manusia selalu berakhir bahagia, baik di dunia maupun akhirat. Islam mengatur kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Sebagaimana Islam ingin setiap individu meraih kebahagiaan secara pribadi, Islam juga menginginkanya berbahagia bersama keluarga dan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Islam memberikan bimbingan kepada keluarga agar sesuai dengan kehendak Allah. Diantaranya adalah larangan bagi orang tua untuk meninggalkan generasi yang lemah; baik lemah secara fisik, intelektual, emosional, maupun lemah secara ekonomi. Hal ini karena generasi yang lemah tidak mampu menempuh kehidupan dunia secara normal. Apalagi ia mempunyai tanggung jawab untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allah di bumi. Allah Taโala berfirman dalam surat an-Nisaโ ayat 9, ููููููุฎูุดู ุงูููุฐูููู ูููู ุชูุฑููููุง ู
ููู ุฎูููููููู
ู ุฐูุฑูููููุฉู ุถูุนูุงููุง ุฎูุงูููุง ุนูููููููู
ู ููููููุชูููููุง ุงูููููู ููููููููููููุง ููููููุง ุณูุฏููุฏูุง โDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.โ An-Nisaโ 9 Dalam ayat ini, Allah Swt. memberi peringatan kepada kaum muslimin agar jangan sampai meninggalkan keturunan yang lemah. Tentu larangan ini lebih ditujukan kepada orang tua yang mempunyai anak dan keturunan. Namun, ayat ini sebenarnya berbicara kepada setiap muslim. Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah tidak menginginkan adanya generasi yang lemah dalam masyarakat Muslim. Oleh karena itu, agar tujuan mewujudkan generasi yang kuat bisa terwujud dalam masyarakat Muslim, maka diperlukan usaha dan kerjasama semua pihak, termasuk para guru dan segenap komponen masyarakat. Kelemahan yang dimaksud dalam ayat tersebut bersifat umum. Di antara bentuk kelemahan generasi Islam adalah lemah dalam bidang akidah, lemah dalam bidang ibadah, lemah secara intelektual/keilmuan, dan lemah secara ekonomi. Pertama, jangan tinggalkan generasi yang lemah akidah. Pada abad ke-21 ini, kaum muslimin menghadapi tantangan berat berupa perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang sangat cepat. Dengan kehadiran teknologi ini, manusia seolah-olah hidup tanpa jarak. Dunia seperti dalam genggaman tangan. Semua terasa dekat. Segala bentuk informasi yang ada di dunia, baik yang positif maupun negatif, dapat diakses setiap saat melalui handphone android yang kita miliki. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu waspada dan hati-hati menghadapi laju teknologi yang sangat cepat ini. Terlebih lagi, kita juga harus memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Mereka belum mempunyai kematangan yang cukup untuk menanggulangi dampak negatif dari derasnya arus informasi. Jika kehadiran teknologi ini tidak dibarengi dengan kualitas iman yang baik, maka sangat mungkin anak-anak kita menerima dampak negatifnya, termasuk pendangkalan akidah dan kaburnya batas antara kebenaran dan kebatilan. Merupakan sebuah ironi, bahwa kemajuan teknologi yang memudahkan manusia, justru semakin menjauhkannya dari Allah Swt. Tidak itu saja. Kehadiran teknologi yang seharusnya mendekatkan komunikasi antar sesama manusia, seringkali justru semakin menjauhkan kita dari keluarga. Akibatnya teknologi menimbulkan sikap egois dan hubungan yang tidak harmonis. Semakin banyak manusia memuja materi dan menjauhi spiritualitas. Komitmen terhadap agama dianggap sebagai hal yang tidak relevan dengan kehidupan kekinian. Jika kita renungkan bersama, sepertinya kondisi ini mirip dengan kehidupan masyarakat jahiliyah empat belas abad silam, yang menuhankan hawa nafsu dan melepaskan diri dari aturan agama. Maโasyiral Muslimin Rahimakumullah, Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus lebih waspada dan berhati-hati. Jangan sampai anak keturunan kita menjadi generasi yang lemah akidah. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah menekankan pendidikan akidah. Hal ini dicontohkan oleh Al-Qurโan melalui kisah Luqman al-Hakim yang selalu menanamkan akidah sejak dini kepada anak-anaknya. Allah berfirman, ููุฅูุฐู ููุงูู ููููู
ูุงูู ููุงุจููููู ูููููู ููุนูุธููู ููุง ุจูููููู ููุง ุชูุดูุฑููู ุจูุงูููููู ุฅูููู ุงูุดููุฑููู ููุธูููู
ู ุนูุธููู
ู โDan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya โHai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besarโ Luqman 13. Pendidikan akidah yang lain dicontohkan Nabi Yaโqub Alaihis salam dalam Surat al-Baqarah ayat 133. Sesaat sebelum wafat, beliau yang sebelumnya sudah mendidik anak-anaknya dalam ketaatan kepada Allah, ingin memastikan mereka berada pada akidah yang benar. Nabi Yaโqub berkata, ู
ูุง ุชูุนูุจูุฏูููู ู
ููู ุจูุนูุฏูู โApa yang akan kalian sembah nanti sepeninggalku?โ Dengan tegas, anak-anaknya menjawab, โKami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.โ Al-Baqarah 133 Kisah Luqman al-Hakim dan Nabi Yaโqub di atas menggambarkan perhatian dan kepedulian orang tua terhadap generasi penerusnya dalam hal akidah. Disinilah pelajaran berharga kepada kita semua, agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah akidah. Maโasyiral Muslimin Rahimakumullah, Kedua, jangan tinggalkan generasi yang lemah ibadah. Solusi agar terhindar dari generasi yang lemah ibadah adalah menghadirkan pendidikan ibadah di dalam keluarga. Pembiasaan untuk melakukan ibadah sangat penting dilakukan sejak dini, agar tumbuh komitmen dalam diri generasi muda untuk senantiasa melaksanakan ibadah yang wajib maupun sunnah, seperti salat lima waktu, puasa, membaca al-Qurโan dll. Saat ini, banyak sekali anak-anak muda yang meremehkan ibadah, terutama salat lima waktu. Padahal, ibadah salat tidak memerlukan waktu yang lama untuk dilaksanakan. Katakanlah untuk setiap salat, kita butuh 15 menit dari sejak berwudhu, memakai pakaian yang suci dan kemudian melaksanakan salat. Jika dikalikan lima kali, dibutuhkan waktu 75 menit atau satu jam lebih 15 menit. Waktu salat ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan waktu untuk istirahat, bekerja, bermain dan bercengkrama bersama keluarga. Maka sungguh ironis jika anak-anak yang lahir dari keluarga Muslim tidak mau melaksanakan salat seperti orang tua mereka. Apalagi jika berasalan tidak ada waktu dan tidak sempat karena padatnya aktivitas sehari-hari. Fenomena generasi muda yang menyia-nyiakan ibadah salat dan lebih memperturutkan hawa nafsu memang sudah disinggung di dalam Al-Qurโan, sebagaimana firman Allah, ููุฎููููู ู
ููู ุจูุนูุฏูููู
ู ุฎููููู ุฃูุถูุงุนููุง ุงูุตููููุงุฉู ููุงุชููุจูุนููุง ุงูุดููููููุงุชู ููุณููููู ูููููููููู ุบููููุง โKemudian, datanglah setelah mereka generasi pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat.โ Maryam 59 Untuk itu, sebagai orang tua harus cerdas mendidik, membimbing dan menghadirkan pendidikan ibadah. Khususnya salat, karena ibadah salat adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya. Dan barangsiapa merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya. Maโasyiral Muslimin Rahimakumullah, Ketiga, jangan tinggalkan generasi lemah di bidang ilmu. Agar generasi tidak lemah di bidang ilmu, maka kita sebagai orang tua harus terus memotivasi anak agar semangat menuntut ilmu dan memilihkan institusi pendidikan yang baik bagi mereka. Tidak dapat dipungkiri, orang yang miskin ilmu tidak akan mampu bertahan dalam kehidupan dunia. Kesuksesan duniawi menuntut kecakapan, keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang cukup. Demikian juga kesuksesan di akhirat. Agar selamat dan mendapatkan surga yang Allah janjikan, dibutuhkan pemahaman terhadap ilmu syarโi yang dapat menuntun kepada jalan kebajikan yang Allah kehendaki. Imam Syafiโi pernah berkata โBarang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat.โ Maโasyiral Muslimin Rahimakumullah, Keempat, jangan tinggalkan generasi lemah ekonomi. Meninggalkan keluarga dalam kondisi berkecukupan lebih baik dari pada meninggalkan keluarga dalam kondisi miskin. Prinsip ini penting untuk dilaksanakan agar generasi berikutnya tidak menjadi beban orang lain, apalagi sampai meminta-minta dan menjadi pengemis. Rasulullah Saw. sendiri yang menjelaskan prinsip ini kepada para shahabatnya. Suatu saat, ketika Rasulullah saw masuk ke dalam rumah Saโad Ibnu Abi Waqqas Ra. dalam rangka menjenguknya ketika sakit parah, maka Saโad bertanya, โWahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan tidak ada orang yang mewarisiku kecuali hanya seorang anak perempuan. Maka bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?โ Rasulullah Saw. menjawab, โTidak boleh.โ Saโad bertanya. โBagaimana kalau dengan separuhnya?โ Rasulullah Saw menjawab, โJangan.โ Saโad bertanya, โBagaimana kalau sepertiganya?โ Rasulullah menjawab, โSepertiganya sudah cukup banyak.โ Kemudian Rasulullah bersabda โSesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik daripada kamu membiarkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain.โ Muttafaq โAlaih Maโasyiral Muslimin Rahimakumullah, Dengan membekali anak keturunan kita dengan empat bekal di atas, yaitu pendidikan akidah, pendidikan ibadah, bekal ilmu dan bekal ekonomi, maka kita berharap kita telah melaksanakan perintah Allah untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah. Dan pada gilirannya, kita berharap bahwa anak-anak kita mampu melanjutkan estafet dakwah Islam untuk menyebarkan kemuliaan nilai-nilai Islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Amin Ya Rabbal Alamin. ุจูุงุฑููู ุงููู ููู ููููููู
ู ููู ุงููููุฑูุขูู ุงููุนูุธููู
ูุ ููููููุนูููู ููุฅููููุงููู
ู ุจูู
ูุง ููููู ู
ููู ุงูุขููุงุชู ููุงูููุฐููุฑู ุงููุญููููู
ู ุ ููุชูููุจูููู ู
ููููู ููู
ูููููู
ู ุชููุงููุชููู ุฅูููููู ูููู ุงูุณููู
ููุนู ุงููุนููููู
Khutbah Kedua ุงููุญูู
ูุฏู ูููู ุนูููู ุฅูุญูุณูุงูููุ ููุงูุดููููุฑู ูููู ุนูููู ุชููููููููููู ููุงู
ูุชูููุงูููุ ููุฃูุดูููุฏู ุฃููู ููุง ุฅููููู ุฅููููุง ุงูููู ููุญูุฏููู ููุง ุดูุฑููููู ููููุ ุชูุนูุธูููู
ูุง ููุดูุฃููููุ ููุฃูุดูููุฏู ุฃูููู ู
ูุญูู
ููุฏูุง ุนูุจูุฏููู ููุฑูุณููููููู ุงูุฏููุงุนููู ุฅูููู ุฑูุถูููุงููู. ุตูููููุงุชู ุฑูุจููู ููุณูููุงู
ููู ุนููููููู ููุนูููู ุขูููู ููุฃูุตูุญูุงุจููู ููุฃุนูููุงููู. ุฃูู
ููุง ุจูุนูุฏูุ ููููุง ุนูุจูุงุฏู ุงููููุ ุงูููุตูููููู
ู ููููููุณูู ุจูุชูููููู ุงูููู ููุทูุงุนูุชููู ููุนููููููู
ู ุชูููููุญููููู. ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐููููู ุขู
ููููุง ุงุชูููููุง ุงูููู ุญูููู ุชูููุงุชููู ูููุงู ุชูู
ูููุชูููู ุงููุงูู ููุงูููุชูู
ู ู
ูุณูููู
ููููู ุฅูููู ุงูููููู ููู
ูููุงุฆูููุชููู ููุตููููููู ุนูููู ุงููููุจูููู ููุง ุฃููููููุง ุงูููุฐูููู ุขู
ููููุง ุตูููููุง ุนููููููู ููุณููููู
ููุง ุชูุณููููู
ุงู ุงูููููฐููู
ูู ุตูููู ุนูููู ุณููููุฏูููุง ููุญูุจูููุจูููุง ููุดูููููุนูููุง ููู
ููููุงูููุง ู
ูุญูู
ููุฏูุ ุณููููุฏู ุงููุฃูููููููููู ููุงููุฃูุฎูุฑูููููุ ููุณููููู
ู ููุฑูุถููู ุงูููู ุชูุนูุงููู ุนููู ููููู ุตูุญูุงุจูุฉู ุฑูุณููููู ุงูููู ุฃูุฌูู
ูุนููููู. ุงูููููููู
ูู ุงุบูููุฑู ููููู
ูุณูููู
ููููู ููุงููู
ูุณูููู
ูุงุชูุ ููุงููู
ูุคูู
ููููููู ููุงููู
ูุคูู
ูููุงุชูุ ุงููุฃูุญูููุงุกู ู
ูููููู
ู ููุงูุฃูู
ูููุงุชูุ ุฅูููููู ุณูู
ูููุนู ููุฑูููุจู ู
ูุฌูููุจู ุงูุฏููุนูููุงุช. ุฑูุจููููุง ูุง ุชูุฒูุบู ูููููุจูููุง ุจูุนูุฏู ุฅูุฐู ููุฏูููุชูููุง ููููุจู ููููุง ู
ููู ููุฏููููู ุฑูุญูู
ูุฉู ุฅูููููู ุฃูููุชู ุงูููููููุงุจ. ุงูููููููู
ูู ุงููุตูุฑู ุฅูุฎูููุงููููุง ุงูููู
ูุณูููู
ููููู ููู ููููู ู
ูููุงูู ููุฒูู
ูุงูู ููุง ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ูููู. ุฑูุจูููุง ุขุชูููุง ูู ุงูุฏููููุงู ุญูุณูููุฉู ููู ุงูุขุฎูุฑูุฉู ุญูุณูููุฉู ูููููุง ุนูุฐูุงุจู ุงููููุงุฑ. ุณูุจูุญูุงูู ุฑูุจูููู ุฑูุจูู ุงููุนูุฒููุฉู ุนูู
ููุง ููุตูููููุ ููุณูููุงู
ู ุนูููู ุงููู
ูุฑูุณูููููุ ููุงููุญูู
ูุฏู ููููููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ููู. Post Views 1,752
jangan meninggalkan generasi yang lemah